Sumsel, mitratnipolri.co.id
Suara dentuman bergema di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AD Baturaja, Senin 01 Agustus 2025.
Asap tipis membumbung setelah peluru mortir 60 Long Range (LR) dimuntahkan, menandai keseriusan prajurit TNI dalam mematangkan persiapan menuju Live Fire Exercise (LFX) Super Garuda Shield (SGS) 2025.
Latihan tembak kali ini bukan sekadar rutinitas. Para prajurit diuji ketelitian dan kecermatan dalam mengoperasikan senjata bantuan yang menjadi “tangan panjang” satuan infanteri di medan pertempuran.
Mortir 60 LR, dengan jangkauan dan daya ledak yang mumpuni, diproyeksikan menjadi salah satu senjata kunci dalam simulasi tempur multinasional tersebut.
“Latihan dimulai dari drill pengoperasian, perhitungan data tembak, hingga eksekusi penembakan. Semua prosedur harus dilakukan dengan disiplin tinggi, karena ini bukan hanya soal ketepatan tembakan, tapi juga keselamatan prajurit,” ungkap salah satu instruktur.
Tak hanya soal kemampuan teknis, latihan ini juga menjadi ajang memastikan kesiapan personel dan materiil TNI. Dari segi akurasi, koordinasi, hingga kecepatan respons, semuanya ditata agar benar-benar siap menghadapi tantangan dalam skenario LFX mendatang.
Super Garuda Shield (SGS) 2025 sendiri bukan latihan biasa. Ajang ini telah menjadi magnet latihan gabungan multinasional terbesar di kawasan Indo-Pasifik.
Sejumlah negara sahabat akan terlibat, dengan misi utama memperkuat interoperabilitas militer sekaligus membangun solidaritas pertahanan regional.
Bagi TNI, keikutsertaan dalam SGS 2025 adalah wujud nyata komitmen menjaga stabilitas kawasan. Melalui latihan bersama, prajurit tidak hanya mengasah kemampuan tempur, tetapi juga mempererat hubungan militer lintas negara.
Dentuman mortir 60 LR yang terdengar di Baturaja hari itu seakan menjadi simbol kesiapan Indonesia: disiplin, terlatih, dan terbuka bekerja sama dengan negara sahabat demi perdamaian kawasan.
Sumber : Puspen TNI
#tniprima
#tnipatriotnkri
#tnihargamati
#tnikuatrakyatbermartabat
#sgs25
