Mereka Tak Punya Puskesmas, Tapi Punya Kami, Bakti Tanpa Batas Satgas TNI di Kaki Langit Papua

Institusi TNI36 Dilihat

Wombru – Puncak, mitratnipolri.co.id

Di antara kabut pegunungan yang mengusap lembut Distrik Mage’abume, ada denyut kehidupan yang terus diperjuangkan. Bukan dengan sorotan kamera, bukan pula dengan megahnya fasilitas—tetapi dengan setia, setiap pekan, prajurit Pos Pintu Jawa Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti hadir dengan satu misi mulia: menyembuhkan luka-luka rakyat dan menguatkan harapan. (13 Juli 2025).

Desa Wombru, yang terpencil dan jauh dari sentuhan negara, telah lama tidak memiliki layanan kesehatan yang berfungsi. Puskesmas di desa ini hanya bangunan sunyi—tak ada tenaga medis, tak ada obat, tak ada kehidupan.

Namun, sejak kehadiran Satgas, kesunyian itu perlahan digantikan oleh senyum para ibu, tawa anak-anak, dan tatapan lega para lansia. Pelayanan kesehatan gratis yang digelar setiap minggu oleh Pos Pintu Jawa telah menjadi oase bagi warga yang selama ini bertahan dengan segala keterbatasan.

Di bawah tenda lapangan sederhana, para prajurit berubah menjadi perawat dan dokter dadakan. Luka akibat aktivitas harian, keluhan batuk, demam, infeksi kulit, hingga penyuluhan kesehatan ditangani dengan cekatan dan penuh kasih.

Letda Inf Risal, Komandan Pos Pintu Jawa, dengan wajah bersahaja namun mata yang berbicara tentang keteguhan hati, menyampaikan:

> “Kami tahu di sini tidak ada dokter, tidak ada bidan, dan puskesmas pun tidak berfungsi. Tapi kami ada. Dan kami akan terus ada. Pelayanan ini bukan sekadar tugas, ini panggilan jiwa. Karena bagi kami, prajurit sejati bukan hanya menjaga perbatasan dengan senjata, tapi juga dengan kepedulian.”

Kehadiran mereka setiap minggu bukan hanya membawa obat-obatan, tapi juga menghadirkan rasa aman dan perhatian yang selama ini langka bagi warga. Seorang warga bernama Mama Meri, dengan suara lirih penuh syukur, berkata:

> “Kami tidak tau lagi harus pi mana kalau sakit. Tapi Puji Tuhan, tentara selalu datang. Mereka bantu kami, anak kami, semua orang kampung.”

Di balik setiap perban yang dipasang, ada cinta. Di setiap vitamin yang dibagikan, ada semangat merah putih. Dan di setiap senyum warga, ada bukti bahwa negara masih hadir—lewat seragam loreng, di tanah yang sunyi namun tak pernah dilupakan.

Satgas bukan hanya pasukan. Mereka adalah pelita di ujung negeri.

Autentikasi: Pen Satgas Pamtas Mobile Yonif 700 Wira Yudha Cakti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *