Letjen TNI Djon Afriandi: Putra Minang yang Pimpin Kopassus, Dari Payakumbuh ke Puncak Komando.

Jakarta, mitratnipolri.co.id

Di balik baret merah yang terpasang gagah di kepalanya, tersimpan kisah panjang tentang perjuangan, dedikasi, dan pengabdian seorang anak Minang yang kini memimpin salah satu pasukan elite terbaik di dunia Kopassus. Namanya Letnan Jenderal TNI Djon Afriandi, lahir di Payakumbuh, Sumatera Barat, 14 Juni 1972.

Tahun 2025 menjadi catatan bersejarah. Ia dilantik sebagai Panglima Komando Pasukan Khusus posisi yang menjadi impian banyak prajurit, namun hanya segelintir yang mampu mencapainya. Bagi masyarakat Sumatera Barat, ini bukan sekadar kabar gembira, melainkan kebanggaan kolektif.

“Alhamdulillah, sebagai orang Minang, kita pantas berbangga. Beliau contoh nyata bahwa darah pejuang dan kerja keras bisa membawa anak rantau kita ke puncak,” ujar seorang tokoh Payakumbuh dengan mata berbinar.”

Akar Minang dan Jiwa Perantau

Djon kecil menghabiskan masa SD di SDN Sukarasa 3/5 Bandung, lalu melanjutkan ke SMPN 5 Bandung dan SMAN 2 Bandung. Meski tumbuh besar di tanah rantau, nilai-nilai Minangkabau seperti adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah tetap mengakar dalam dirinya.

Sejak kecil, ia terbiasa dengan kedisiplinan dan kemandirian. Kedua nilai itu kelak menjadi modal penting ketika ia menapaki dunia militer. Cita-citanya jelas: menjadi perwira TNI yang tangguh. Tekad itu membawanya masuk ke Akademi Militer dan lulus pada 1995.

Menapaki Jalan Sunyi Prajurit Komando

Tahun 1998, ia bergabung dengan Grup 1 Kopassus, pintu masuk menuju dunia operasi khusus yang penuh rahasia. Tiga tahun kemudian, ia sudah memimpin Kompi 3 Yon 11 Grup 1 Kopassus (2001). Setahun berikutnya, ia bertanggung jawab sebagai Perwira Seksi Latihan Operasi — mengasah kemampuan pasukan dalam misi-misi berisiko tinggi.

Lalu pada 2007, dengan pangkat Mayor, ia memimpin pasukan sebagai Wakil Komandan Batalyon 23 Grup 2 Kopassus. Ia terus menunjukkan prestasi hingga menjadi Komandan Batalyon 13 Grup 1 Kopassus (2010–2011).

Namun jalan prajurit tak selalu di garis depan. Tahun 2011, ia dipercaya menjaga keamanan orang nomor satu di Indonesia sebagai Komandan Detasemen 1 Grup A Paspampres. Tugas ini menguji ketelitian, kesigapan, dan loyalitas tanpa batas.

Mendaki Tangga Kepemimpinan
Selepas tugas di Paspampres, kariernya terus menanjak.

Wakil Komandan Grup A Paspampres (2013–2014)
Asisten Operasi Danjen Kopassus (2014–2016)
Komandan Grup 1 Kopassus (2016–2017)
Koorspri Kepala Staf Angkatan Darat (2017–2020)
Komandan Korem 012/Teuku Umar (2020–2022)

Pada 2022, ia mendapat pangkat Brigadir Jenderal dan memimpin Resimen Taruna Akademi Militer, tempat para calon perwira dibentuk mental dan karakternya. Setahun kemudian, ia menjadi Staf Khusus Kasad, lalu pada 2024 menyandang pangkat Mayor Jenderal dan menjabat Komandan Jenderal Kopassus.

Puncaknya, di 2025, ia dilantik sebagai Panglima Kopassus dengan pangkat Letnan Jenderal. Momen ini bukan hanya tonggak pribadi, tapi juga sejarah bagi Ranah Minang.

Pendidikan dan Kemampuan Strategis

Perjalanan panjang itu tak lepas dari bekal pendidikan militer yang matang. Ia mengikuti Dik PARA, Sesarcabif (1996), Komando 71 (1996), Dik Free Fall, Dik Pandu Udara, hingga kursus strategis seperti Seskoad (2009), Sesko TNI, dan Lemhannas RI PPSA XXIV (2023).

Dengan kombinasi pengalaman tempur dan pendidikan strategis, ia dikenal sebagai pemimpin yang tegas, adaptif, dan visioner.

Simbol Kebanggaan Sumatera Barat

Pelantikan Djon Afriandi sebagai Panglima Kopassus menambah daftar putra Minang yang mengukir prestasi nasional. Baginya, tanah kelahiran adalah sumber semangat, meski tugas membawa dirinya jauh ke berbagai medan operasi.

“Baret merah bukan sekadar tanda kebanggaan prajurit. Ini juga simbol amanah besar untuk menjaga kehormatan bangsa,” ucapnya suatu kali kepada rekan dekat.

Kini, namanya menjadi inspirasi bagi anak muda Sumatera Barat. Ia adalah cerminan nilai-nilai Minangkabau: berani, gigih, dan setia pada prinsip.

Menatap Tantangan di Depan

Sebagai Panglima Kopassus, ia menghadapi tantangan menjaga reputasi korps di tengah perkembangan ancaman global. Dari misi pembebasan sandera hingga operasi kontra-terorisme, setiap langkahnya akan menjadi ujian.

Namun, dengan pengalaman lebih dari dua dekade di jalur komando, publik yakin Letjen TNI Djon Afriandi akan mengibarkan bendera Merah Putih dan baret merah Kopassus semakin tinggi membawa nama Indonesia, dan tentu saja, Ranah Minang, mendunia.

#Kopassus #TNI #Militer #LetnanJenderalTNIDjonAfriandi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *