Jakarta, mitratnipolri.co.id :
Rabu, 2 Juli 2025 — Pemerintah menyatakan dukungan penuh terhadap percepatan proyek energi terbarukan berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung (PLTS) di kawasan bendungan.
Komitmen ini ditegaskan dalam forum METI Clean Energy Connect 2025 yang digelar oleh Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) di Jakarta, Selasa (2/7/2025).
Forum ini mempertemukan lebih dari 200 pemangku kepentingan dari pemerintah, BUMN, sektor swasta, lembaga keuangan nasional, dan mitra internasional, guna mendorong kolaborasi lintas sektor.
Fokus utama forum adalah integrasi pemanfaatan bendungan untuk energi bersih, sekaligus menyosialisasikan Peraturan Menteri ESDM No. 5 Tahun 2025.
Dukungan terhadap proyek ini datang dari BFL Hydro, perusahaan asal India yang telah hadir di Indonesia sejak 2012. BFL telah menjadi mitra teknologi di sejumlah proyek turbin PLTM, termasuk PLTM Hutaraja (2 x 3 MW) dan Hutaraja Extension (6 MW) di Sumatera Utara.
Perusahaan ini tengah mempersiapkan kontrak untuk PLTA Lae Ordi berkapasitas 10 MW, dan berencana melakukan ekspansi tambahan sebesar 20 MW dalam waktu dekat.
Perwakilan BFL Hydro, Sohaya Sameer Shetty, menekankan pentingnya kepercayaan dalam proyek lintas sektor.
“Di BFL Hydro, kami percaya bahwa kunci kesuksesan proyek bukan hanya teknologi dan pendanaan, tetapi seni membangun hubungan kepercayaan yang berkelanjutan antara pemerintah, investor, dan masyarakat,” ujarnya.
Dari sisi kebijakan, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Prof. Eniya Listiani Dewi, menekankan pentingnya arah yang jelas dalam pengembangan energi dari bendungan.
“Kita perlu membuat roadmap nasional energi terbarukan dari waduk, agar pemanfaatan PLTA dan PLTS terapung benar-benar masuk ke skala industri, bukan hanya pilot project,” ujarnya.
Senada, Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PU, Adenan Rasyid, menegaskan bahwa bendungan memiliki potensi besar yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Bendungan bukan hanya penyimpan air. Jika dimanfaatkan optimal untuk PLTA dan PLTS, ini akan menjadi aset strategis nasional,” katanya.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU, Rachman Arief Dienaputra, menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai skema untuk mendukung realisasi proyek.
“Kami telah membuka jalur pembiayaan baru dengan pendekatan blended finance dan mitigasi risiko lingkungan yang terukur,” katanya.
Bank Mandiri juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung pembiayaan proyek energi terbarukan.
“Kami mencari proyek yang bukan hanya bankable, tapi juga sustain secara sosial dan lingkungan,” ujar perwakilan Bank Mandiri.
Ketua Umum Asosiasi Pembangkit PLTA (APPLTA), Zulfan Zahar, turut menyoroti kesiapan teknologi dan aspek bankability dalam proyek hybrid PLTA.
“Kami bisa membuktikan efisiensi dan bankability proyek PLTA hybrid yang memanfaatkan digitalisasi penuh,” ujarnya dalam sesi showcase teknologi.
Ketua III METI, Widi Pancono menegaskan bahwa seluruh komponen pendukung telah tersedia dan inisiatif ini harus segera masuk tahap implementasi.
“Kita sudah punya regulasi, teknologi, dan komitmen. Saatnya eksekusi,” tegas Widi.
Jurnalis : Irma
Editor : Taufik